Palestina – Israel : The History

on 17 Januari 2009


Akhir Desember 2008 adalah saat-saat kelam bagi penduduk Palestina di Jalur Gaza. Saat warga lain di belahan Bumi yang lain bersiap menyambut pergantian tahun, orang-orang Palestina penghuni Jalur Gaza harus melewati masa-masa yang menakutkan setelah Israel melakukan invasi militer ke daerah itu.
Serangan Israel itu dianggap sebagai reaksi atas roket-roket kiriman Hamas yang menghancurkan beberapa wilayah Israel. Salahkah Hamas ? Sebelum menjawabnya, mari kita cermati apa kata sejarah.
Sejarah mencatat, Bani Israil adalah salah satu bangsa yang paling maju perabadannya dahulu. Namun, sebagian besar dari mereka tidak percaya akan Tuhan, sehingga mereka digusur dari wilayah Timur Tengah ke berbagai penjuru dunia.
Karena bercerai-berai, Bani Israil yang sekarang merupakan kaum Yahudi, begitu mudah ditindas oleh bangsa lain. Di abad ke-7, sebelum Islam menyentuh ranah Spanyol, kaum Yahudi di Spanyol hidup dalam sengsara begitu pasukan Islam menguasai sebagian Spanyol, hidup mereka menjadi lebih baik. Islam yang merupakan agama pembawa kedamaian bagi semua umat di dunia, memberi keleluasaan hidup bagi kaum Yahudi, sebagaimana yang telah diterapkan di Madinah. Tahun 1492, dikarenakan banyak membuat keonaran, raja dan ratu Spanyol mengeluarkan perintah penghancuran dan pengusiran kaum Yahudi di Spanyol. Sejarah juga mencatat, kaum Yahudi pernah dibantai oleh Nazi Jerman dalam peristiwa Holocaust untuk memusnahkan kaum Yahudi di Jerman.
Tahun 1884, diadakan Konferensi Kattowis yang menghasilkan gerakan kebangsaan Yahudi Zionisme. Inti gerakan ini adalah untuk mengumpulkan semua warga Yahudi di tanah yang mereka sebut “Promise Land”, tempat dimana menurut mereka Al-Masih akan turun. Ternyata, “Promise Land” itu adalah Palestina!
Sambutan positif dari kaum Yahudi di seluruh dunia ditandai dengan adanya migrasi ke “Promise Land”. Ini terjadi setelah hasil Konferensi Basel I diumumkan, yang isinya memilih Palestina sebagai “negara orang Yahudi” dan tujuan Zionis.
Perlahan-lahan, organisasi Zionis Yahudi membeli tanah Palestina. Selain itu, berhubung karena Palestina merupakan wilayah kekuasaan Khilafah Dinasti Turki Usmani, tokoh-tokoh Zionis mendekati Khalifah Sultan Hamid yang sedang berkuasa. Namun, tanggapan negatif segera muncul. Tak habis akal, tokoh-tokoh itu mendatangi pemerintah Inggris. Inggris menyambut mereka dengan tangan terbuka, dan menawarkan Uganda sebagai negara orang Yahudi.
Zionis menolak dan tetap mengincar Palestina, karena wilayah itu sangat strategis, dan berada di jantung dunia Islam. Setelah Perang Dunia I, Khilafah Dinasti Turki Usmani yang bersekutu dengan kubu Axis (Poros), mengalami keruntuhan. Zionis terus mendesak Inggris untuk mendukung rencana mereka tadi. Imbalannya, keamanan Inggris di Timur Tengah akan terjamin.
Hasilnya, lahir Deklarasi Balfour pada 12 November 1917. Isinya, Inggris mengakui hak-hak Yahudi atas Palestina. Tiga tahun kemudian, LBB menyerahkan Palestina ke Inggris. Deklarasi Balfour pun bisa dilaksanakan. Kaum Yahudi terus memasuki Palestina dan merebut + 11 % tanah Palestina. Reaksi Partai Arab tahun 1935 atas hal ini ditujukan ke Inggris. Namun, Zionis berbuat curang dengan mengatur orang-orang Inggris yang akan menangani protes itu. Yahudi kembali menang.
Tahun 1947, PBB mengeluarkan resolusi yang mengakhiri mandat Inggris atas Palestina. Selain itu, Palestina dibagi menjadi 2 wilayah, yaitu daerah Yahudi dan daerah Arab.
Yahudi semakin menggila. Rakyat Palestina sebanyak 254.000 orang yang sebagian besar warga sipil, wanita dan anak-anak, dibantai hanya untuk mengambil alih wilayah Palestina. Parahnya lagi, 14 Mei 1948, pimpinan Zionis, David Ben Gurion memproklamirkan negara Yahudi di Palestina di depan tokoh-tokoh dunia dan para wartawan. Negara itu diberi nama Israel.
Israel muda harus menghadapai Arab di Perang Arab-Israel yang pertama di tahun 1948, sebagai bentuk protes Arab terhadap berdirinya Israel. Mesir, Suriah, Lebanon, dan Yordania juga meyatakan perang terhadap Israel. Gencatan senjata di 1949 disetujui dan Israel mendapat 50 % tambahan wilayah dari keputusan PBB di awal.
Tahun 1964, PLO (Organisasi Pembebasan Palestina) didirikan. Tujuannya adalah untuk menghancurkan Israel. Setahun kemudian, terjadi perang Enam Hari 1967. Perang antara Arab-Israel ini diakhiri oleh Resolusi Khartoum.
Di tahun 1968, Palestina secara resmi menuntut pembekuan Israel. Namun, usaha mereka gagal. Peperangan kembali terjadi, di antaranya War of Attrition (1970), Perang Yom Kippur (1973), Perang Lebanon (1982), Perang Teluk (1990), dll.
Di tahun 1993, Israel dan Palestina melakukan perjanjian damai. Sebagai wakil Palestina adalah ketua PLO, Yasser Arafat. Dari pihak Israel ada PM Yitzhak Rabin. Dalam perjanjian yang disebut Perjanjian Oslo itu, Rabin akan menarik pasukannya dari Jalur Gaza dan Tepi Barat, dan memberi kesempatan bagi Yasser untuk menjalankan pemerintahan di kedua wilayah itu. Selain itu, kedaulatan keduanya diakui bersama, dan Yasser mengakui hak Israel untuk tetap eksis.
Sebelumnya, Hamas telah diluncurkan di tahun 1987 oleh seorang alumni Universitas Al-Azhar. Ketika itu, Hamas telah menjadi partai politik dan bersenjata. Sebenarnya, Hamas telah berdiri sejak 1929. Sebelumnya menjadi organisasi politik bersenjata, pemerintah Israel mengakui keberadaan Hamas dan mendukungnya, karena tujuan awalnya sebagai lembaga sosial. Namun, seiring berjalannya waktu, Hamas berganti tujuan menjadi organisasi politik untuk menghancurkan Israel.
Tahun 2004, Hamas yang telah menjelma menjadi salah satu partai politik di Palestina, maju ke pemilu pertama mereka. Tanpa diduga, mereka berhasil menang, dan mengalahkan penguasa sebelumnya, Al-Fattah. Tampuk pemerintahan Palestina kini dipegang oleh Hamas.
Kembali ke waktu sekarang. Desember 2008 lalu, Hamas meluncurkan roketnya ke wilayah Israel. Ini sebagai upaya menjerakan Israel yang semakin rajin mencuri wilayah Palestina. Pertambahan penduduk yang tinggi membuat Israel mencuri wilayah Palestina sebagai tempat tinggal warganya.
Serangan roket Hamas belum juga reda. Alih-alih sebagai pembalasan, Israel menyerang Palestina lewat air strike. Lalu disusul oleh armada laut dan pasukan darat. Mereka ingin Hamas menghentikan serangannya. Menurut koran Kompas, Israel takut roket-roket Hamas menyentuh suatu wilayah dimana Israel menyimpan 200 hulu ledak nuklirnya. Walau akurasinya buruk, tetapi jarak jangkauan roket Hamas semakin jauh. Ini yang dikhawatirkan Israel.
Sampai sekarang, sekitar 1.100 orang meninggal akibat keganasan militer Israel. Lebih dari separuhnya adalah innocent people, seperti warga sipil yang terdiri dari anak-anak, wanita, dan manula. Sedangkan korban luka mencapai angka 5.000 orang. Inilah kekejaman Israel yang tidak pandang bulu. Sebagaimana tertera di Al-Qur’an, kaum Yahudi tidak akan pernah puas sebelum menghancurkan agam Islam. Maka dari itu, diperlukan persatuan yang kuat antara negara-negara Islam di seluruh dunia, dalam rangka menunjukkan solidaritas sesama umat Muslim. Bukankah penduduk Palestina di Jalur Gaza itu merupakan saudara seiman kita? Mari kita ketuk pintu hati kita, dan tanyakan,”Sudahkah kubantu saudara-saudaraku nun jauh di sana?”
Penilaian tentang siapa yang salah adalah relatif, berdasarkan dari sisi mana Anda menilai. Namun yang pasti, kita semua menginginkan satu hal : perdamaian. Tidak hanya di wilayah Timur Tengah, namun juga di seluruh belahan dunia. Biarlah peperangan dan penderitaan menjadi masa lalu, dan kebahagiaan menjadi masa depan bagi semuanya. Amin.
(Dari berbagai sumber)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

sejujurnya jaarrr...
bndera palestine tuuu..
adalah mantan layout fs akuuu

Posting Komentar